Beberapa Sektor Saham Yang Melemah Di Tahun 2012
Analis PT Mega Capital Arifin Hasudungan menuturkan, penurunan harga batu bara menjadi salah satu faktor utama penurunan sektor saham pertambangan. Pada akhir 2011, harga batu bara sekitar US$111,35 sedangkan saat ini harga batu bara sekitar US$90,65.
Menurut Arifin, penurunan harga batu bara karena melemahnya permintaan batu bara. "Penurunan harga batu bara diikuti penurunan permintaan batu bara terutama dari China dan India. Kedua negara itu merupakan konsumen terbesar untuk batu bara," tutur Arifin saat dihubungi akhir pekan ini.
Lebih lanjut Arifin menuturkan, penurunan harga batu bara tersebut membuat beberapa emiten batu bara tidak melakukan ekspansi pada 2012. Salah satunya PT Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA) merupakan salah satu emiten batu bara yang tidak melakukan eksplorasi pada waktu tertentu karena penurunan batu bara.
"Hal wajar emiten tidak menggenjot produksi batu baranya mengingat penurunan harga batu bara. Namun, penurunan harga batu bara dapat dimanfaatkan oleh emiten untuk melakukan akusisi karena potensi batu bara ada perbaikan," kata Arifin.
Hal senada dikatakan Kepala Riset PT Universal Broker Satrio Utomo, menurut Satrio penurunan sektor saham batu bara didorong dari harga komoditas cenderung melemah. Kekhawatiran terhadap perekonomian China memberikan pengaruh terhadap komoditas. "Harga komoditas belum ada tanda perbaikan berpengaruh terhadap sektor saham batu bara," ujar Satrio.
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan pelemahan paing tajam sepanjang 2012, saham BUMI melemah sekitar 71,95% menjadi Rp610 pada 19 Desember 2012 dari akhir tahun 2011 sebesar Rp2.175 per saham.
Arifin mengatakan, pelemahan saham BUMI selain didorong dari penurunan harga saham batu bara juga dipengaruhi sentimen kisruh pemegang saham di Bumi Plc. Hal itu berdampak negatif terhadap pergerakan saham BUMI. Padahal menurut Arifin, fundamental BUMI cukup baik dengan cadangan batu bara yang cukup besar dari KPC dan Arutmin.
Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melemah sekitar 10,17% dari Rp1.770 pada akhir tahun 2011 menjadi Rp1.590 pada 19 Desember 2012, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) melemah 11,68% dari Rp6.850 pada akhir tahun 2011 menjadi Rp6.050 pada 19 Desember 2012, dan saham PTBA melemah sekitar 11,68% dari Rp17.350 pada akhir tahun 2011 menjadi Rp15.300 pada 19 Desember 2012.
Saham PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN) melemah sekitar 31,33% dari Rp830 pada akhir tahun 2011 menjadi Rp570 per saham pada 19 Desember 2012, saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) melemah sekitar 54,9% dari Rp1.415 per saham pada akhir tahun 2011 menjadi Rp210 per saham pada 19 Desember 2012.
Sementara itu, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 7,3% dari Rp38.650 pada akhir tahun 2011 menjadi Rp41.500 pada 19 Desember 2012. Arifin menuturkan, manajemen ITMG membagikan dividen cukup besar sehingga memberikan sentimen positif untuk pergerakan saham ITMG.
Category: Bisnis